Bukan Telinga Saya
Pada suatu hari, terjadi sebuah perkalian di salah satu tempat proyek bangunan. Si tukang batu akhirnya mencoba membacok si tukang kayu dari belakang. Dengan sigap si tukang kayu menghindar. Sehingga hanya bagian telinga kanan yang putus terkena bacokan si tukang batu.
Darah segar pun keluar cukup banyak. Tukang kayu itu pun kemudian pingsan. Dia dilarikan ke RS terdekat.
Tukang kayu itu lalu menjalani operasi untuk menyambung telinganya yang putus. Setelah operasi selesai, dia pun sadar. Si tukang kayu lalu protes kepada dokter yang merawatnya.
Tukang kayu : “Dok setelah saya lihat, ini telinga bukan milik saya.”
Dokter :“Lho kok bias? Telinga itu memang benar-benar telinga Bapak, itu telinga memang benar-benar telinga Bapak, itu telinga kami temukan di TKP.”
Tukang kayu : “Bukan Dok! Dokter pasti salah.”
Dokter : “Lho kok bias salah saya?”
Tukang kayu : “Tadi telinga saya ada pensilnya dok!”
Dokter : “*&%@(^$%_+%^@#!*
Pada suatu hari, terjadi sebuah perkalian di salah satu tempat proyek bangunan. Si tukang batu akhirnya mencoba membacok si tukang kayu dari belakang. Dengan sigap si tukang kayu menghindar. Sehingga hanya bagian telinga kanan yang putus terkena bacokan si tukang batu.
Darah segar pun keluar cukup banyak. Tukang kayu itu pun kemudian pingsan. Dia dilarikan ke RS terdekat.
Tukang kayu itu lalu menjalani operasi untuk menyambung telinganya yang putus. Setelah operasi selesai, dia pun sadar. Si tukang kayu lalu protes kepada dokter yang merawatnya.
Tukang kayu : “Dok setelah saya lihat, ini telinga bukan milik saya.”
Dokter :“Lho kok bias? Telinga itu memang benar-benar telinga Bapak, itu telinga memang benar-benar telinga Bapak, itu telinga kami temukan di TKP.”
Tukang kayu : “Bukan Dok! Dokter pasti salah.”
Dokter : “Lho kok bias salah saya?”
Tukang kayu : “Tadi telinga saya ada pensilnya dok!”
Dokter : “*&%@(^$%_+%^@#!*
0 komentar: on "Bukan Telinga Saya"
Posting Komentar