Google

PARA PEWARIS BUMI

Koferensi Perubahan Iklim PBB baru saja berlalu Desember 2007 lalu. Dampak kerusakan lingkungan yang berakibat pada terjadinya pemanasan global di bumi dibahas, dikaji dan dicari jalan keluarnya. Ada negara-negara yang diminta untuk memenuhi janji pengurangan emosi karbon, ada industri yang diminta mencari solusi alternatif anergi dan aa kelompok-kelompok swadaya masyarakat yang mendorong dan mengawal komitmen dan janji peduli lingkungan ratusan wakil negara yang hadir.
Dampak kerusakan lingkungan termasuk pemanasan global pun dibahas. Ada suhu bumi yang semakin meningkat. Ada iklim yang menjadi tak menentu. Ada hewan dan tumbuhan yang terancam kepunahan. Ada penyakit yang mengganas atau bahkan bermunculan. Petani yang mulai sulit menentukan masa tanam dan panen. Kulit dan tubuh manusia semakin rentan penyakit. Hawa yang menghangat juga membiakkan nyamuk pembawa penyakit pada lingkup wilayah lebih luas dan masa hidup lebih panjang.
Lantas saya bisa apa? Saya kan bukan aktivis lingkungan, bukan tokoh masyarakat dan bukan pula orang gedean yang bisa mempengaruhi keputusan di negeri ini. Saya Cuma rakyat biasa. Perempuan biasa. Bahkan saya Cuma seorang pelajar yang tinggal di kota mati. Ngerti apa saya soal pemanasan global? Itu mungkin yang segera terbesit dalam benak sebagian kita.
Ah, lupakah kita bahwa dampak kerusakan lingkungan entah karena pencemaran air, udara, pembabatan hutan yang tak teremajakan, eksplorasi besar-besaran bahan bakar fosil penghasil karbondioksida serta penggunaan zat-zat kimia maupun limbah hasil industri yang berwujud gas-gas rumah kaca, tak hanya menyentuh aktivis lingkungan, tokoh masayarakat, orang gedean atau pemimpin negara. Dampak ini telah menyentuh diri kita semua dan lgi-lagi kita sering lupa sebenarnya disebabkan oleh kita juga.
Sebagian besar kita memang cuma rakyat. Tetapi justru karena itu, sumbangan kerusakan kita pada dunia bias jadi cukup banyak juga. Setiap kali kita menyalakan alat elektronik, menyalakan mesin-mesin kendaraan, menghapus setitik keringat dengan tisu dan kemudian membuangnya, menyemprotkan berbagai spray berbahan baku kimiawi, mengganti bunga-bunga di rumah dengan bunga plastik karena alasan praktisnya, sedikit banyak kita telah menyumbang beban pada dunia kita yang semakin tua ini.
Namun sebenarnya banyak hal pula bisa kita lakukan untuk ikut memperbaiki dan merawat bumi kita ini. Tak perlu berpikir jauh dan susah. Memulainya dengan menghemat listrik, meminimalisir pemakaian plastik, menghijaukan rumah debgan pepohonan, dan meminimalisir penggunaan zat-zat kimia dalam aneka kebutuhan rumah tangga sudah bisa membantu upaya pemeliharaan lingkungan. Dan apa modal yang dibutuhkan untuk menjalani itu semua? Tak jauh dari diri kita sendiri. Hanya kemauan dan konsistensi pelaksanaan. Itu saja, dan dengan begitu kita bisa memberi kehidupan yang lebih untuk anak cucu kita kelak.
read more...

Always With You

Kuhela napas panjang saat pintu lift di depanku perlahan menggeser terbuka. Memperlihatkan kekosongan lantai satu yang menanti diluarnya.

Langkah kakiku keluar kian berat menjejak, dan kusadari betapa letihnya aku. Seharian mengurusi program orientasi siswa baru betul-betul memeras selutuh energiku; rasanya sekarang aku hanya ingin cepat pulang, melempar diri ke atas ranjang, lalu tidur terlelap sampai besok pagi.

Baru dua hari selesai dari total enam hari penuh masa orientasi. Masih ada empat hari penuh keringat dan air mata yang menanti, namun sekujur badanku sudah mulai menjerit-jerit kelelahan.Dan bagaimana bisa si ketua OSIS ceroboh menyebalkan itu masih tega menyerahkan segala tanggung jawab mengurusi acara kebersamaan siswa Jumat nanti kepadaku? As if menjadi pembimbing kelas, pengurus games, dan penghubung tim paduan suara sudah tidak cukup menyita waktu, perhatian, serta tenagaku. Andai saja si bodoh itu punya sedikit saja tempat lebih di otak lemahnya untuk bisa peduli pada penderitaan bawahan tertindas.

Fiuh. Apalah. Yang penting hari ini sudah selesai, dan aku akhirnya bisa pulang. Biarlah masalah itu kupikirkan besok.

Dengan gontai kuseberangi lobi utama lantai satu dengan postman bag favoritku menggantung berat di pundak kanan, mencoba mengusir denyut-denyut mengganggu yang mulai menyerang kepalaku. Keremangan suasana yang familier menyapa penglihatanku. Sudah sore juga rupanya. Selama rapat evaluasi sekaligus beres-beres tadi aku tidak begitu memperhatikan waktu. Kulihat bayangan wajahku membias di salah satu kaca etalase piala yang berdiri disana-sini; ya ampun, aku terlihat berantakan. Rambutku awut-awutan, mukaku pucat, dan ada bulatan hitam menggantung semu di bawah dua mataku.

Aduh. Sudah pusing, capek, jelek, lapar pula. Kusadari aku belum makan apa-apa sejak pagi. Sial. Lebih baik aku bergegas pulang sebelum maag-ku kambuh.

Melewati akuarium ikan besar yang berdiri tegak tepat di samping pintu masuk, sempat kupejamkan mata ketika semilir angin sore lembut menerpa wajahku. Aku selalu suka hembusan angin yang sesekali lewat di daerah lobi, entah mengapa. Dan saat kembali kubuka mata, menatap jauh ke depan, aku terhenti.

Dia. Terduduk diam sendirian di tengah tangga lobi depan. Berpangku tangan, masih dengan setelan putih-birunya, ditemani name tag orientasi norak segitujuh yang tergeletak pasrah bersama ransel biru tua di sisi kirinya.

Tatapanku terkunci pada punggungnya yang lebar, sementara aku melangkah kearahnya bagai tertarik kuat oleh medan magnet tak terlihat. After all this time, aku masih tak bisa menolak pesonanya, yang membuatku tak berdaya. Kesederhanaannya. Begitu tulus, begitu bersahaja.

Aneh. Kenapa dia belum juga pulang?

Dan lidah ini terasa begitu kelu, saat dengan suara bergetar kucoba untuk menyapanya.

“H-hey…”

Hupp. Ia mendongak. Mataku menemui rautnya yang menawan. Rambut pendek acak-acakan. Alis tebal yang menaungi sepasang mata cokelat. Hidung mancung. Bibir bersemu merah muda, merekah sempurna. Dan kulit yang cokelat, terbakar matahari. Sebuah senyum manis kontan melengkapi segala keindahan itu saat ia mengenaliku.

“Hey,” ia balas menyapa, ragu. Suaranya parau, mungkin karena terlalu banyak teriak di sesi permainan tadi.

“Belum pulang?” tanyaku, mencoba terlihat kalem. Meski dalam hati aku setengah mati ingin langsung menerjang dan memeluknya erat-erat.

Ia tertawa kecil sembari menggaruk-garuk belakang kepalanya, salah tingkah. “Aku… eh, gue lupa bawa kunci rumah,” ucapnya awkward, menghindari tatapan mataku.

Aku ikut tertawa. Kuambil posisi duduk di sebelah kanannya. “Gue?”

Dahinya berkerut. “Ha?”

“Iya. Gue.” Kuangkat alisku, menggodanya. “Well, don’t you mean ‘aku’?”

Ia mendengus, mengangkat bahu. “Kamu yang bilang kita harus jaga jarak di sini,” ucapnya sambil merengut. Duh, lucunya.

“Iya, tapi kan kalo lagi ada orang aja,” jawabku ringan. “Sekarang kan kita sendirian, nggak apa-apa. Lagian nggak enak, kaku-kakuan sama kamu. Pake manggil ‘kakak’ segala lagi. Aneh banget rasanya.”

Kembali ia tergelak seraya mengangguk, walau kubaca masih ada sedikit ragu bercampur cemas membekas di wajahnya.

Diam. Kuarahkan pandang ke depan, menyapu areal parkir sekolah yang hampir kosong dihadapanku. Hanya ada beberapa mobil yang kukenali sebagai kendaraan dinas sekolah masih terparkir disana. Lapangan basket yang terletak tak jauh pun terlihat sepi, tak seperti biasa; segelintir orang yang masih bermain basket disana terlihat berganti-ganti menembakkan bola ke arah ring. Suasana sekolah yang biasanya sibuk terasa amat sunyi di sore hari. Aneh. Tetapi damai.

“Kata teman-temanku, kamu hari ini galak.”

Spontan aku menoleh, menatapnya yang sedang tersenyum nakal dengan pandangan lurus ke depan. Kukerutkan dahi. “Galak? Galak apanya?”

Ia mengangkat bahu. “Nggak tau. Mereka cuma bilang, hari ini kamu lain. Murung terus, jarang senyum, jarang ngomong. Kalau ditanya juga jawabnya sinis. Padahal kemarin kan kamu ramah banget sama semuanya.”

Bayangan wajah si ketua OSIS sialan langsung berkelebat di pikiranku, dan aku pun tersenyum. “Oh, mungkin karena aku lagi sebel sama seseorang kali ya,” ucapku.

“Ha?” Ia tampak kaget. “Sama siapa? Bu-bukan sama aku, kan?”

“Bukan, bukan sama kamu kok,” Kuhela napas panjang. “Ada yang ngasih aku kerjaan tambahan pagi ini, dan aku bingung aja bagaimana cara ngerjainnya.”

“Oh.” Dianggukkannya kepala, lega. “Padahal menurut aku kamu lebih lucu kalau lagi senyum.”

Kudorong bahunya. “Gombal.”

“I’m only being honest here, sweetheart.”

“Whatever. Tetap saja terdengar gombal.”

“Ih.” Rautnya berubah cemberut. “Dibaik-baikin malah ngeledek. Ya udah. Terserah kamu.”

Aku mendelik ke arahnya. “Siapa yang ngeledek?”

“Itu, barusan…” Dipasangnya tampang merajuk. “Ternyata bener. Hari ini kamu galak.”

Kembali diam. Beberapa orang berbaju bebas tak dikenal berjalan melewatiku masuk ke dalam lobi; para alumni yang mau mengambil buku tahunan, mungkin. Tentu saja mereka terrhambat sejenak, dicegat sekaligus ditanya-tanya ketus oleh si satpam wanita menyebalkan yang senantiasa menjagai pintu depan.

Sebuah tawa kecil tak tertahan menyelip keluar dari bibirku. Membuatnya menoleh. “What’s so funny?”

“Tuh, si satpam kepo beraksi lagi,” bisikku.

Ia menoleh ke belakang, melihat orang-orang berbaju bebas tadi sedang adu mulut dengan si satpam. “Whoa. Apa setiap orang yang mau masuk ke dalam gedung sekolah harus melewati tahap itu?” Digelengkannya kepala. “Hari ini udah empat kali aku lihat ada orang nggak dikasih masuk sama dia. Benar-benar sekolah yang aneh.”

“Exactly. Welcome to my world,” Kembali kuhembuskan napas panjang. “I hate to break this to you, honey, tapi kayaknya kamu memilih sekolah yang salah.”

“Mungkin.” Ia mengorek tasnya, mengeluarkan sesuatu yang ternyata adalah sebatang cokelat. Diberikannya cokelat itu padaku yang hanya menatapnya tak mengerti.

“Nih makan, kamu pasti lapar,” ujarnya.

Kuterima cokelat itu dengan bingung. “Kamu… Kok tahu aku lapar?”

Ia tersenyum. “Aku tahu kamu sibuk banget hari ini. Karena sibuk, pasti kamu belum sempat benar-benar makan. Aku kan kenal kamu.”

Kutatap wajahnya. Ada kelembutan di sana, yang kian menggetarkanku, meluluhkanku.

“Thanks…” desahku akhirnya, terharu.

“Anytime. Janji ya, besok walaupun sibuk tetap harus ingat makan.”

“Uhm… Iya, janji.”

Sembari sibuk mengunyah cokelat, sembunyi-sembunyi kucuri pandang ke arahnya, yang masih terduduk manis di sisi kiriku. Aku selalu suka melihatnya dalam balutan kemeja putih dan celana pendek birunya ini. Ia terlihat lucu, childish sekaligus matang. Seakan jejak-jejak kekanakan masih enggan meninggalkannya, walaupun kini ia sudah bisa dibilang beranjak dewasa. Celana pendeknya terlihat kekecilan, begitu juga dengan kemeja putihnya yang kancing paling atasnya dibiarkan terbuka. Angin sore yang masih bersemilir sesekali mengacak-acak rambutnya, mengibarkan ujung kerahnya. Sebuah pemandangan indah yang menggetarkan.

Ah. Jika memang benar ada sesuatu yang bisa dibilang sempurna di seluruh semesta, bolehkah aku menyatakan bahwa dialah kesempurnaan itu? Karena segala hal yang dimilikinya terlihat begitu tak bercela di hadapanku. Manis. Lugu. Irresistible. Charming. Dan bercahaya. Bersinar terang bagai sejuta bintang di langit malam. Mendamaikan hati bak derasnya rinai hujan.

Aku masih ingat sapaan pertamanya di lorong sekolah tiga tahun lalu. Saat dimana aku masih mengenakan setelan putih biru yang serupa dengannya. Sapaan yang dipenuhi suara yang bergetar dan sejuta senyum canggung. Waktu itu, ia nyaris jatuh tertabrak seorang teman yang sedang berlari lewat, karena ia berdiri kaku di tengah-tengah lorong sementara berbicara denganku. Dengan refleks aku sempat menahan pundaknya, mencegahnya jatuh berdebum di lantai. Pandangan kami bertemu, dan sejak saat itulah kurasakan reaksi kimia yang berhasil memercikkan bara cinta antara aku dan dia. Nyala api yang tak padam oleh waktu, namun malah mematangkan esensi. Bukankah itu yang semua orang cari?

Sekarang, saat deru jalannya masa telah lewat berlari cepat, meninggalkan jejak kabur bernama memori, kisah cinta itu masih saja indah bersemi. Hampir tiga putarran musim cerita ini kutulis bersama-samanya. Dan apakah aku bahagia? Ya. Tentu saja.

Seperti saat ini, ketika kuhabiskan soreku duduk berdua dengannya di tangga depan sekolah, menikmati sepoi angin dan lembutnya cahaya matahari yang menerangi.

Tiba-tiba, dalam keheningan yang terjaga baik selama beberapa menit tadi, digenggamnya tanganku.

“Aku senang hari ini,” ucapnya lirih, tulus. “Makasih, ya.”

“Ha?” Kutolehkan kepalaku, bingung. “Senang? Senang kenapa?”

“Karena kamu,” jawabnya.

Aku semakin tak mengerti. “Kenapa karena aku? Aku nggak ngapa-ngapain hari ini. Malah tadi kamu bilang aku hostile. Galak. Whatever. Kenapa karena aku?”

Ia menghela napas. Kembali dirogohnya ransel birunya, mengeluarkan buku catatan harian wajib yang setiap hari harus diisinya. Sebuah prosedur menarik sekaligus unik dari masa orientasi siswa sekolah ini. Dibolak-baliknya halaman demi halaman buku catatan harian bersampul merah tersebut, menemukan sesuatu, lalu diberikannya buku itu kepadaku, masih dalam keadaan terbuka.

“Karena ini,” ujarnya lagi, kembali tersenyum, menyuruhku membaca.

Kuterima buku itu. Kulihat halaman yang membuka. Dan aku tersadar.

Tadi siang, di salah satu sesi siang yang membosankan, aku sempat iseng membuka-buka catatan harian para anggota kelas yang kubimbing. Dan dalam catatan miliknya, di salah satu halaman tengah yang masih kosong, kutulisi beberapa baris penggalan lirik sebuah lagu kenangan berdua. Selalu Denganmu, dari Tompi. Lengkap dengan sebuah smiley imut di pojok kanan, dan deretan huruf ‘ILU’ yang kuukir manis tepat di sebelahnya. Tanpa sadar, aku tersenyum. Aku bahkan lupa kalau aku menulis ini tadi siang; mungkin aku terlalu bosan sekaligus fed up dengan si ketua OSIS terkutuk untuk dapat memfokuskan pikiran.

Kuangkat wajahku, menemui parasnya yang sedang sumringah. Kuangkat alisku, sembari menghela napas panjang, saat sepasang sorot cokelat itu mengunci mataku dalam sebuah tatapan manis, penuh arti.

Aku mencintainya.

Aku sungguh mencintainya.

Aku mencintainya seperti sang rembulan mencintai malam. Seperti matahari mencintai teriknya siang. Aku mencintainya selembut daun-daun kemerahan yang jatuh menumpuk di musim gugur. Sedamai suara debur ombak yang menyapa pasir di garis pantai. Seteguh pohon beringin yang tak bergeming tertiup angin. Seindah titik-titik hujan malam yang turun membasahi tanah.

Dan saat ia berdiri, meraih ransel serta nametag norak segitujuhnya, lalu berbalik menatapku, waktu seakan tersangkut dan berhenti.

“Kamu… Mau kemana?” tanyaku tergagap, tidak siap dengan gesturnya barusan.

Perlahan, diangkatnya bahu. “Where else? Aku mau pulang,” ucapnya. “Udah sore, aku mau istirahat.”

“Tapi, tadi katanya kamu lupa bawa kunci rumah…”

Ia tergelak, mukanya memerah. “Aku… Aku tadi bohong,” desahnya. “Aku cuma mau nungguin kamu, biar bisa ngobrol sama kamu, sebentar, di sini.”

“Ha?” Aku seperti kehilangan kata-kata mendengar kalimatnya. Hatiku diterpa gelombang ketrenyuhan yang amat sangat; aku hanya bisa memandangnya, lembut bercampur haru, sembari tersenyum tulus.

Sebuah tawa kecil pun terselip keluar dari bibirnya. “Sudah ya, aku pulang dulu.”

Kusaksikan sosoknya berjalan gontai menuruni tangga, membiarkanku trerus terdiam terpaku pada punggungnya selagi ia melangkah. Diiringi tiupan angin sore yang menerbangkan ujung kemejanya, menyisir jejak rambutnya, membingkainya dalam satu lagi momen sempurna.

Mengapakah aura itu selalu saja berhasil menghipnotisku, menjadikanku diam tak berdaya di hadapan pesona dirinya?
Mengapakah kehadirannya selalu sanggup menghapus segala keluhkesahku dan membuatku kembali bahagia?

Aku pun tak kuat menahan godaan untuk berteriak memanggilnya sekali lagi. “Hey!”

Ia langsung berbalik, bingung. “Apa?”

“Sampai ketemu besok!” seruku lantang, mengatupkan kedua tangan membentuk corong di sekeliling mulutku sembari tertawa lebar. “Jangan sampai telat lagi ya!”

Tulus, ia ikut tertawa. Memandangku sekali lagi, mengatakan sejuta kata tanpa perlu mengutarakannya dengan barisan kata-kata.

“Iya! Jangan khawatir, sayang…”

…Kaulah matahari dalam hidupku
Dan kaulah cahaya bulan di malamku
Hadirmu s’lalu akan kutunggu
Cintamu s’lalu akan kurindu
Selalu denganmu… Kasihku, slamanya
Selalu denganmu… Cintaku, bersama…
Tahukah kau diriku tak sanggup hidup bila kau jauh dariku?
Kuingin dipelukmu, s’lalu…
read more...

ADAB BERDEBAT DAN DIALOG

Debat dan dialog adalah diskusi antara dua orang atau lebih dalam permasalahan yang mereka persilisihkan. Seperti etika pada umumnya, etiaka dalam berdebat dan berdialog menjadi tata krama yang umum. Ada beberapa etika yang perlu kita ketahui supaya tidak terjadi perselisihan.

LURUSKAN NIAT; MENCARI RIDHO ALLOH DAN MEMBELA KEBENARAN.
Inilah adab pertama yang harus diperhatikan hendaknya diskusi dan dialog yang kita lakukan karena mencari ridho Alloh dan memberi kebenaran. Bukan untuk menang-menangan atau ingin dipuji manusia. Hendaklah yang terpatri dalam lubuk hati dan matanya adalah menyampaikan kebenaran pada lawan bicara. Mencari dan membela kebenaran serta membasmi segala kebathilan.

JUJUR DAN JAUHI KEDUSTAAN
Dusta adalah akhlak yang tercela. Sedangkan jujur adalah akhlak yang mulia. Dalam debat dan dialog hendaklah ucapan yang kita lontarkan benar-benar nyata dan terjadi, bukan hanya berita bohong yang tidak ada kebenarannya.Jangan sekali-kali berbicara yang menyelisihi kebenaran.

BERBEKAL ILMU
Apabila kedua belah pihak yang berdialog berpegang dengan landasan yang kuat, maka dialognya akan lebih menghantarkan sebuah hasil yang diharapkan. Sebaliknya apabila kita berdialog dengan modal ilmu pas-pasan, tidak menguasai permasalahan pokok yang diperselisihkan, bukan mustahil sebuah kebenaran akan dikalahkan oleh kebatilan, karena lemahnya orang yang menyampaikan kebenaran tersebut

BERDEBAT PADA PERMASALAN YANG BERMANFAAT
Hendaklah debat yang kita lakukan pada permasalahan yang urgen, bukan pada suatu masalah yang tidak bermanfaat. Sebagai contoh berdebat tentang siapakah yang lebih dahulu diciptakan, telur ataukah ayam ?!!. Semua ini harus ditinggalkan karena tidak membawa manfaat, sebab kerasnya hati jauh dari kebenaran.

MENAHAN DIRI TANPA EMOSI
Perkara ini sering diabaikan oleh orang yang berdialog. Bahkan pada umumnya kedua belah pihak saling emosi, baik dari yang membawa panji kebenaran maupun yang berpihak pada kebatilan. Yang benar, hendaklah menampakkan sinar kelembutan dalam berdebat. Menggunakan kalimat yang baik sepanjang debat. Seperti memanggil lawan bicara dengan panggilan yang pantas.

TAMPAKKAN RASA CINTA DAN PERSAUDARAAN SEBELUM, KETIKA DAN SETELAH BERDEBAT

LEMBUT DAN SABAR DALAM DIALOG
Hal ini perlu diperhatikan pula. Hendaklah kedua pihak yang berdebat saling berlaku lembut dan sabar dalam berdialog. Tidak tergesa-gesa dalam menyanggah, hingga menjawab dengan akal dan emosi belaka.

KEMBALI KEPADA KEBENARAN

AKHIRI DEBAT APABILA LAWAN BICARA KERAS KEPALA
Mengalah dalam berdebat apabila lawan bicara keras kepala bukan berarti kalah. Karena bisa jadi dengan tetap berlanjutnya berdebat dan dialog akan membawa permusuhan, rasa benci, marah, emosi yang tak terkendalikan. Hingga tujuan asal dari dialog akan sirna dan tak tercapai. Disinilah perlunya pandangan yang tajam dalam menilai lawan bicara. Apabila kita teruskan debat tidak ada manfaatnya, segara tutup pembicaraan dan beri nasehat tentang tujuan asal dialog. Berikan pula sumber rujukan yang valid dalam permasalahan yang diperselisihkan.

Inilah adab berdialog yang harus diketahui sebelum seseorang terpaksa menyampaikan kebenaran dengan jalan debat.
Semoga ini bermanfaat bagi para pembaca.
read more...

d'Masiv :z

d’Masiv adalah band yang terbentuk di Ciledug pada tanggal 03 Maret 2003, sekumpulan anak muda yang gemar bermain musik rajin ikut festival dan parade band yang pernah ada dan menjadi bintang tamu dalam beberapa event musik yang ada di jakarta & sekitarnya. Setelah menjelajahi berbagai festival yang ada akhirnya d’Masiv mengakhiri pertempurannya di ajang festival dengan menjuarai Festival Musik akbar yang diselenggarakan oleh Deteksi Prod, disponsori oleh A mild (Sampoerna), dan didukung oleh Musica Studio yang dinamakan A Mild Live Wanted. d’Masiv akan Mengeluarkan album Perdananya Tahun ini sebagai hadiah utama dr memenangkan ajang A Mild Live Wanted ini.

read more...

CANTIK TUMBUH DARI DALAM

CANTIK TUMBUH DARI DALAM

Banyak cewek beranggapan kalau dengan modal wajah cantik dan body aduhai bak Victoria beckham, kaum adam bakal bertekuk lutut. Memang, awalnya bisa saja seperti itu. Tapi, kalau hanya hanya bermodalkan cantik diri, lama kelamaan cowok bakal merasa ada sesuatu yang hilang. Percaya dech, cowok juga butuh “isi” cantik dari seorang cewek. Wew…, jangan ngeres dulu, yang aq maksud “isi” cantik bukan seperti yang kamu pikirkan.

Maksudnya…..

Jarang banget ada cewek yang punya selera humor empat jempol. Padahal, suatu berkah kalau ada cowok yang punya cewek pandai bercanda. Itu tandanya, seorang cewek menunjukkan dirinya bisa menjadi pelipur lara. Dengan senyum dan tawa yang khas, hati cowok dijamin bakal sejuk seperti sedang berada di puncak gunung.

Bayangkan, apa jadinya kalau batu bata nggak percaya sama kekuatan semen. Bisa-bisa, kalau bangun gedung, bakal hancur semua dech dindingnya. Sama seperti menjalin hubungan. Satu sama lain harus percaya. Nah, untuk menumbuhkan kepercayaan, yang paling dibutuhkan adalah kejujuran hati. Wah, lagu kerispatih nie… nggak sulit koq untuk bersikap jujur. Mumpung belum keburu dewasa, belajar jujur cocok dimulai dari sekarang.

Mana ada cowok yang suka cewek jahat? Bahkan penjahat pun tetap suka sama cewek baik-baik koq! Makanya, percaya dech sama aq, baik hati itu tuntutan manusia hidup di dunia. Selain nambah pahala, bisa juga nambah kenalan. Cowok butuh kasih sayang seorang cewek seperti dari ibunya sendiri. Nah, kalau pengin jadi ibu dari anak-anak si dia (cieh, jauhnya *senyum manis*, n_n), kamu kudu baik ke dia maupun ke semua orang. O iya, kebaikan hatimu nggak boleh di buat-buat lho ya… Yang alami aja !

Banyak yang bilang cinta itu buta. Iya, memang. Cinta bukan mahluk hidup khan? Kalau punya mata and bisa melihat bukannya malah mengerikan? Ha99x… Oh ya, untuk urusan cinta, cewek harus punya sikap. Ada cowok datang, putuskan! Dia layak mendapat cintamu atau tidak. Jangan nggak jelas lho, ya! Jangan di paksakan juga! Dengan mengambil putusan tepat, kamu nggak bakal terkesan mengumbar cinta ke banyak cowok.

Semua cowok jelas nggak mau punya cewek bego. Nggak pengin malu kan di depan calon pacar? Makanya belajar yang rajin. Kalau perlu belajar bareng sama cowok itu juga nggak apa-apa. Bersaing sama dia, wuih, tantangan baru tuh. Yang penting tetep kompak and saling back up kalau ada yang butuh. Jangan sampai bertengkar Cuma gara-gara berebut gelar “si paling pintar”.

Cowok juga manusia. Meski tindak-tanduknya didasari dengan logika, mereka juga punya rasa dan hati. Makanya, cowok bakal kebakaran jenggot kalau ada cewek yang menyepelekan dirinya. So, segeralah belajar menghargai orang lain. Terutama, menghargai cowok yang kamu incar.

Gimana, sudah sesuai belom ama kepribadianmu. Kalo udah syukur dech. Tapi kalo belom cepat rubah tu sikapmu mumpung belum terlambat.

read more...
Nama-Nama Jawa

DIBALIK nama-nama pria Jawa sesungguhya ada harapan tertentu dari orangtuanya, agar anaknya kelak kalau besar bisa sesuai dengan harapannya.
Contohnya:
Pandai menanam bunga, diberi nama Rosman
Pandai memperbaiki mobil, diberi nama Karman
Pandai main golf, diberi nama Parman
Pandai dalam korespondensi, diberi nama Suratman


Gagah perkasa, Suparman
Berani bertanya, diberi nama Asman (Aksman)
Kuat dalam berjalan, Wakiman
Ahli pembuat kue, Paiman
Pandai berdagang, Saliman

Pandai melukis, Sadiman
Agar jadi orang kaya, Sugiman
Agar pandai cari muka, Yasman
Suka begituan, Pakman
Suka makan tage goring, Togiman
Selalu ketagihan, Tuman

Selalu sibuk terus, Bisiman
Suka telanjang, Nudiman
Biar pinter main game diberi nama Giman
Biar bias sering cuti diberi nama Sutiman
Biar jadi juragan sate diberi nama Satiman
Biar jadi juragan trasi diberi nama Tarsiman

Biar jauh dari kesulitan diberi nama Sukarman
Biar tidak selalu mengulang ujian diberi nama Herman
Biar jadi orang berwibawa, Jaiman
Biar jadi pemain musik, Basman

Biar awet muda, Boiman
Biar pinter berperang, Warman
Biar jadi orang bali, Nyoman
Biar jadi orang sunda, Maman
Biar lincah seperti monyet diberi nama Hanoman

Biar jadi orang belanda diberi nama Kuman
Biar tetep tinggal di Jogja diberi nama sleman
Biar jadi tukang sepatu, Soleman
Biar bisa jalan tanpa mesin diberi nama Delman
read more...

Bukan Telinga Saya

Bukan Telinga Saya

     Pada suatu hari, terjadi sebuah perkalian di salah satu tempat proyek bangunan. Si tukang batu akhirnya mencoba membacok si tukang kayu dari belakang. Dengan sigap si tukang kayu menghindar. Sehingga hanya bagian telinga kanan yang putus terkena bacokan si tukang batu.
Darah segar pun keluar cukup banyak. Tukang kayu itu pun kemudian pingsan. Dia dilarikan ke RS terdekat.
     Tukang kayu itu lalu menjalani operasi untuk menyambung telinganya yang putus. Setelah operasi selesai, dia pun sadar. Si tukang kayu lalu protes kepada dokter yang merawatnya.
Tukang kayu : “Dok setelah saya lihat, ini telinga bukan milik saya.”
Dokter           :“Lho kok bias? Telinga itu memang benar-benar telinga Bapak, itu telinga                            memang benar-benar telinga Bapak, itu telinga kami temukan di TKP.”
Tukang kayu : “Bukan Dok! Dokter pasti salah.”
Dokter            : “Lho kok bias salah saya?”
Tukang kayu : “Tadi telinga saya ada pensilnya dok!”
Dokter            : “*&%@(^$%_+%^@#!*


read more...

POETRY

POETRY

Ketika cinta memanggilmu,ikutilah dengannya
Walaupun jalan yang harus kau tempuh keras dan terjal
Ketika sayap-sayapnya merengkuhmu,serahkan dirimu padanya
Meskipun pedang-pedang yang ada dibalik sayap-sayap itu

melukaimu
Dan jika ia bicara padamu,percayalah
Meskipun suaranya akan membuyarkan mimpi-mimpimu
Bagaikan angin utara yang memporak-porandakan pertamanan
(Kahlil Gibran)


Perlakukanlah setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa

hormat,meski mereka berlaku buruk pada kamu. Ingatlah bahwa

kamu menunjukkan penghargaan pada orang lain bukan karena

siapa mereka tapi karena siapakah dirimu. (Andrew T. Somers)


Hadapilah problem hidup diri kamu dan akuilah

keberadaannya,tetapi jangan biarkan diri kamu dikuasainya.

Biarkanlah diri kamu menyadari adanya pendidikan situasi

berupa kesabaran,kebahagiaan, dan pemahaman makna. (Hellen

Keller)


Makhluk yang paling mulia di dunia ini adalah manusia dan

bagian tubuh manusia yang paling mulia adalah hati. (Imam Al

Ghazali)


Seekor burung hantu yang bijaksana duduk disebatang

dahan,semakin banyak ia melihat, semakin sedikit dia

berbicara. Semakin sedikit dia bicara,semakin banyak ia

mendengar. Mengapa kita gak seperti burung hantu yang

bijaksana itu? (Edward Hersey Ricards)


Jadilah kamu diri sendiri, karena gak ada yang bisa

melakukannya lebih baik diri kita sendiri. (Franklin D.

Roosevelt)
read more...

TEMAN

Teman,menyenangkan saat mendengar kata itu satu kata yang dapat membuat kita mengerti arti dari suatu ikatan
Sebuah makna yang membuat kita berharap untuk tidak akan berpisah denganya selamanya.
Teman terbaik tidak ada ketika ia mengaku untuk menjadi teman terbaikmu maka hal yang tak pernah dilakukan adalah meninggalkanmu
Teman menjadi sarana disaat rapuh,menjadi tong sampah ketika kita penuh ,menjadi curahan semua curahan masalah,tetapi satu ia tidak pernah mengeluh
Teman selalu berusaha menghibur,selalu dapat menentramkan hatimu saat kau gundah,selalu dapat membuatmu tersenyum saat kau lihat wajahnya selalu membuatmu rindu padanya ketika lama tidak bertemu.
Teman selalu berhail mengungkapkan perasaanmu padanya tanpa menyinggung perasaanmu sama sekali.
Teman mengerti raut wajah marahmu,sedihmu,sehingga secara otomatis ia akan mengerti situasi an kondisimu
Tema selalu berkata “maaf”karena takut mau marah an selalu mengucapkan “jangan kawatir” “jangan bersedih” dan “aku akan selalu membantumu”tanpa mengharap balasan darimu
Teman sejati mengerti ketika kamu berkata “aku lupa” menunggu…………………”tetap tinggal ketika kamu berkata ”tinggalkan aku sendiri”membuka pintu walaupun belum mengetukdan berkata “boleh aku masuk”!!!!!
AKU KANGEN KALIAN TEMAN.
read more...

ARTI SAHABAT

ARTI SAHABAT


Apa sih yang mereka pikirkan tentang persahabatan atau persahabatan sejati!!!!
Apa kalian semua tau arti nya?....kebanyakan kita hanya bisa mengucapkan nya saja tapi kita ngak pernah bisa merasakan. Arti sahabat sangat banyak, tergantung kalin sendiri bagaimana memaknainya.

Kita mendekati sahabat kita hanya di saat kita sedang ada masalah dan sebagainya, sedangkan kalau kita senang?..apa itu sahabat siapa itu sahabat?..kita lupa!!!kita ngak pernah ingat sama sekali, terkadang kita selalu kecewa dengan kekuarang sahabat kita dan ngak menutup kemungkinan kita juga malu, lantas kita coba menghindar dari sahabat kita itu, apa itu yang dinamakan sahabat?.....apa tu yang dinamakan sahabat sejati!!!!apa lagi ketika mendapatkan seorang sahabat baru, rasa nya kita ngak pernah kenal tu, persahabatan itu yang seperti apa sih?....apakah hanya ketika kita sedang memerlukan bantuan nya saja lalu kita anggap dia sahabat kita untuk saat itu?...atau di lihat dari fisik nya saja.
Karena persahabatan itu indah, kasih sayang seorang sahabat dapat mengantikan di saat jauh dari pelukan bunda, kasih sayang seorang sahabat dapat di jadikan obat di saat kita menangis,sedih dan bersandar, aku sedih ketika mendengar sebuah kisah antara dua orang sahabat yang blom pernah bertemu, ketika mereka mereka ada masalah mereka saling membantu mencari solusi nya dan mereka menikmati persahabatna itu, tapi ketika suatu hari mereka berjanji untuk bertemu dan setelah itu semua jadi berubah suasana persahabatan itu lenyap hilang begitu saja, seolah-olah terbang di bawa angin, apa sebenar nya yang terjadi di antara mereka? yaa..memang tidak mudah untuk mendapkan sahabat yang sejati,perlu pengoranan tanpa pamrih,kita selalu mengharapkan di sayang oleh orang lain tapi kita ngak pernah menyayangi orang lain bahkan menyayangi diri sendiri, sebelum berharap kita harus berbuat, persahabatan itu indah, dan kalian harus ingat seorang sahabat rela berkorban tampa pamrih,
read more...

Love..Love...

Cinta ibarat mata air abadi yang selalu mengalirkan kesegaran bagi jiwa-jiwa dahaga. Bagai anggur nikmat,yang manis dibibir,menghangatkan badan tetapi tidak jarang juga memabukkan.
Cinta menghadirkan keindahan. Bagai pencinta semua benda menjadi bunga-bunga yang indah warna-warni dan harum semerbak wangi. Bagi pencinta,semua suara menjadi musik yang mengalun lembut,mengetuk gendang telinga,mengalir bersama darah,mengangkat kesadaran membumbung bersama awan untuk mengantarkan curahan hati.Bagi pencinta,semua gerakan adalah tarian,pucuk daun yang melambai diterpa angin menarik hati untuk diikuti walaupun jalannya berliku. Bagi pencinta,dunia milik berdua,entah kapan memilikinya dan sekarang mengakuinya. Dan bagi pencinta,semua tulisan adalah puisi,yang berkisah tentang masa lalu, menuju dunia abadi.
Namun cinta juga menuntun beban,hakikat cinta adalah kehendak kepada kesatuan,cinta butuh pengorbanan. Padahal jati diri manusia adalah sebuah pribadi. Kesatuan yang menjadi tujuan utama cinta adalah kenyataan yang tidak mungkin. Cinta membawa keterasingan. Terasing dari lingkungan,karena cinta menghasratkan untuk memiliki dan tidak untuk dibagi. Terasing dari yang dicintai,karena mencintai berarti adanya hubungan dua diri,subjek dan objek. Dengan demikian tetap ada perbedaan. Bahkan terasing dari diri sendiri. Seorang pencinta akan menyerahkan seluruh dirinya kepada yang dicintai dan bukan untuk dirinya sendiri.
Cinta tak hanya untuk kekasih. Cinta ditujukan kepada keluarga,tanah air,dan sesama makhluk hidup. Kisah cinta itu berawal dari kehangatan,keindahan,kasih sayang,kecantikan dan karisma. Cinta berjalan dengan keindahan,pertengkaran,kebersamaan,kecemburuan dan kebahagiaan. Namun cinta berakhir pada kesunyian dan penyesalan.
Jangan kau kira cinta datang dari keakraban yang lama dan pendekatan yang tekun, semau itu akan hancur jika tidak ada kebersamaan dan saling pengertian. Cinta adalah anak kecocokan jiwa dan jika itu tidak pernah ada, cinta tidak akan pernah tercipta dalam hitungan tahun bahkan milenia.
Cinta memiliki banyak pengertian. Pengertian cinta tergantung pada situasi dan kondisi masing-masing. Ada yang mengatakan,Cinta adalah kesenangan, kesenangan adalah kesedihan yang tersembunyi. Bagaimana tidak? Semakin dalam kesedihan menggali lubang di hatimu,semakin banyak kesenangan yang akan dapat kau tampung.
Cinta adalah kebebasan,kebebasan dalam menjalankan,kebebasan dalam mengakhiri. Kebebasan akan menimbulkan mala petaka dan penyesalan. Cinta memang sulit dimengerti,cinta hanya tergantung pada diri sendiri laksana mengendarai motor,motor akan berjalan lancar jika kita mahir dan mempunyai pengalaman,begitu pula cinta. Cinta akan berjalan lancar jika kita bisa mengendalikan diri dan mempunyai pengalaman akan cinta. Cinta tak memberi apapun kecuali dirinya sendiri dan tidak akan meminta apapun selain cinta itu sendiri. Ia tidak memiliki dan tak dimiliki. Karena cinta hanya untuk cinta. Cinta tak selamanya menuntun kita untuk memilikinya, adakala cinta itu hanya untuk penyegar dahaga saja jadi jangan ucapkan cinta,jika tak ingin dilukai cinta. Itulah cinta,cinta yang selalu tumbuh dan tidak akan hilang dihantam masa.
read more...

SAHABAT

SAHABAT,bagiku sahabat tu gak bisa diungkapin dengan kata-kata. Sahabat gak boleh disia-siain karena sahabat tu sangat penting di kehidupanku(live without friends cann’t perfect). Bayangkan aja kalau kita gak punya teman, gak enakkan , hidup serba susah. Selagi masih muda, gak salahkan kalau kita nyari sahabat sebanyak-banyaknya, kayak pepatah “mati satu tumbuh seribu”. Tapi ingat ..!!!Jangan lupain kuwajiban kita yaitu belajar. Kalau memang kalian mau nyari teman, sebaiknya gak usah kebanyakan syarat karena no one is perfect in this world, lagi pula kita kan mau nyari sahabat, bukan nyari Vinalis Miss Indonesia.Ingat..!!! Sahabat bukan tempat sampah (tempat pembuangan masalah-masalah kamu). Kamu gak bisa seenaknya saja ngebebani sahabatmu dengan masalah-masalahmu. Jangan hanya masalah duka saja yang kamu ceitakan, suka dukamu juga harus kau ceritakan.Kamu tahu gak..????Bagiku sahabat tu lebih penting dari pada pacar (friend is more important than honey). Pacar tu cuma buat hiburan aja, kalu sudah putus pastinya kamu disia-siain dan akhirnya musuhan. Tapi ga usah percaya ma yang satu ni, ini tergantung kamu saja coz ini yang nglakuin kamu sendiri.OK kembali ke topik kita semula ‘SAHABAT’. Mainpoint kalau kamu dah dapat sahabat jangan kau sia-siain,sakitin n jadikanlah dia sahabat sejatimu
Description about friend :
* A friend is some one who knows the song in your heart and can sing is back to you when you have forgotten the words.
* Be cheerful, my friends! No matter wherever you are luck and joyfulness are always with you.
* Friend is some people who always help you in your problem and there is when you need.
* We are enjoying our selves, every day, every one is friends.

read more...