Google

PARA PEWARIS BUMI

Koferensi Perubahan Iklim PBB baru saja berlalu Desember 2007 lalu. Dampak kerusakan lingkungan yang berakibat pada terjadinya pemanasan global di bumi dibahas, dikaji dan dicari jalan keluarnya. Ada negara-negara yang diminta untuk memenuhi janji pengurangan emosi karbon, ada industri yang diminta mencari solusi alternatif anergi dan aa kelompok-kelompok swadaya masyarakat yang mendorong dan mengawal komitmen dan janji peduli lingkungan ratusan wakil negara yang hadir.
Dampak kerusakan lingkungan termasuk pemanasan global pun dibahas. Ada suhu bumi yang semakin meningkat. Ada iklim yang menjadi tak menentu. Ada hewan dan tumbuhan yang terancam kepunahan. Ada penyakit yang mengganas atau bahkan bermunculan. Petani yang mulai sulit menentukan masa tanam dan panen. Kulit dan tubuh manusia semakin rentan penyakit. Hawa yang menghangat juga membiakkan nyamuk pembawa penyakit pada lingkup wilayah lebih luas dan masa hidup lebih panjang.
Lantas saya bisa apa? Saya kan bukan aktivis lingkungan, bukan tokoh masyarakat dan bukan pula orang gedean yang bisa mempengaruhi keputusan di negeri ini. Saya Cuma rakyat biasa. Perempuan biasa. Bahkan saya Cuma seorang pelajar yang tinggal di kota mati. Ngerti apa saya soal pemanasan global? Itu mungkin yang segera terbesit dalam benak sebagian kita.
Ah, lupakah kita bahwa dampak kerusakan lingkungan entah karena pencemaran air, udara, pembabatan hutan yang tak teremajakan, eksplorasi besar-besaran bahan bakar fosil penghasil karbondioksida serta penggunaan zat-zat kimia maupun limbah hasil industri yang berwujud gas-gas rumah kaca, tak hanya menyentuh aktivis lingkungan, tokoh masayarakat, orang gedean atau pemimpin negara. Dampak ini telah menyentuh diri kita semua dan lgi-lagi kita sering lupa sebenarnya disebabkan oleh kita juga.
Sebagian besar kita memang cuma rakyat. Tetapi justru karena itu, sumbangan kerusakan kita pada dunia bias jadi cukup banyak juga. Setiap kali kita menyalakan alat elektronik, menyalakan mesin-mesin kendaraan, menghapus setitik keringat dengan tisu dan kemudian membuangnya, menyemprotkan berbagai spray berbahan baku kimiawi, mengganti bunga-bunga di rumah dengan bunga plastik karena alasan praktisnya, sedikit banyak kita telah menyumbang beban pada dunia kita yang semakin tua ini.
Namun sebenarnya banyak hal pula bisa kita lakukan untuk ikut memperbaiki dan merawat bumi kita ini. Tak perlu berpikir jauh dan susah. Memulainya dengan menghemat listrik, meminimalisir pemakaian plastik, menghijaukan rumah debgan pepohonan, dan meminimalisir penggunaan zat-zat kimia dalam aneka kebutuhan rumah tangga sudah bisa membantu upaya pemeliharaan lingkungan. Dan apa modal yang dibutuhkan untuk menjalani itu semua? Tak jauh dari diri kita sendiri. Hanya kemauan dan konsistensi pelaksanaan. Itu saja, dan dengan begitu kita bisa memberi kehidupan yang lebih untuk anak cucu kita kelak.

Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 komentar: on "PARA PEWARIS BUMI"

Posting Komentar