BUSANA ramah lingkungan tampaknya bakal menjadi primadona 2009. Tren ini dipicu oleh isu pemanasan global yang belakangan ramai diusung ke permukaan.
"Saya lihat busana ramah lingkungan jauh memiliki masa depan yang baik di tahun mendatang. Untuk itulah perancang harus mulai menekuni dari sekarang," cerita Ali Charisma kepada okezone, Rabu (17/12/2008).
Ketua Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI)
BPD Bali ini mengatakan, pengolahan bahan tekstil memberikan dampak yang sangat besar terhadap lingkungan. Sebut saja material yang sering kali digunakan sebagai pakaian, seperti nilon maupun polyester.
"Kedua bahan ini terbuat dari bahan petrokimia, yang menjadi salah satu pemicu terjadinya global warming," jelas Ali.
Pernyataan Ali memang bukan isapan jempol belaka. Karena dalam produksinya, nilon dan polyester melepaskan gas nitro oksida ke udara, yang memiliki kemampuan 300 kali lebih besar daripada gas karbondioksida untuk menimbulkan efek rumah kaca. Bukan hanya itu, kedua jenis bahan itu juga sulit didaur ulang.
Mengenai rencana mengembangkan koleksi dengan material bahan ramah lingkungan, Ali mengaku tidak tahun ini. Dia harus melakukan eksperimen secara berulang-ulang untuk menciptakan karya apik dan kaya warna.
"Tidak mudah menghasilkan sesuatu yang benar-benar ramah lingkungan. Semua itu memerlukan proses yang begitu rumit dan saling berkaitan. Selain itu dibutuhkan biaya yang sangat besar untuk mewujudkannya," tukas perancang yang sukses berbisnis pakaian di Hong Kong ini.
0 komentar: on "BUSANA ramah lingkungan primadona 2009"
Posting Komentar